Tim SAR Evakuasi Pendaki yang Hipotermia di Gunung Bawakaraeng, Mengenal Hipotermia dan Cara Mencegahnya

Pendaki Gunung Bawakaraeng, Dapiol, duduk di bale-bale rumah warga di Desa Lembanna, Kecamatan Tinggimoncong, Gowa, pada subuh hari, Minggu (31/7/2023), usai dievakuasi oleh Tim SAR Gabungan di sekitar pos 7 Gunung Bawakareang karena mengalami gejala hipotermia.(*)

SOLUSINEWS.ID – Tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi seorang pendaki yang mengalami gejala hipotermia di Pos 7 Gunung Bawakaraeng, Kabupaten Gowa, Sulsel, Senin (31/7/2023).

Pendaki yang diketahui bernama Dapiol kemudian dibawa dan diberi perawatan oleh Tim SAR Gabungan ke kaki gunung Bawakaraeng di Desa Lembanna, Kecamatan Tinggimoncong, Gowa, pada subuh hari.

Dapiol selanjutnya diserahkan kepada pihak keluarganya untuk mendapat pemulihan.

Tim Rescue Basarnas bersama Potensi SAR berdoa bersama dalam proses evakuasi pendaki yang hipotermia di Gunung Bawakaraeng.(*)

Kepala Kantor Basarnas Makassar, Mexianus Bekabel, menyampaikan Command Center Basarnas Makassar menerima laporan Minggu (30/7/2023) malam, tentang adanya 4 pendaki yang mengalami gejala hipotermia di Gunung Bawakaraeng.

Bacaan Lainnya

“Dari laporan tersebut kemudian kita tindaklanjuti dan langsung mengirimkan personel Basarnas melakukan evakuasi”, ungkapnya.

Basarnas mengerahkan satu tim berkualifikasi jungle rescue untuk membantu proses evakuasi. Tim ini

berangkat sekitar pukul 23.45 WITA (30/7/2023) dan langsung menuju ke lokasi melalui jalur Bulu balea.

Saat Tim Rescue Basarnas bersama Potensi SAR menuju Pos 7, pendaki bersangkutan ditemukan di sekitar Pos 5 dan Pos 6.

Tim Rescue Basarnas bersama Potensi SAR berhasl mengevakuasi pendaki yang hipotermia di sekitar Pos 5 dan Pos 6.(*)

Sebelumnya, korban bersama temannya berkemah di Pos 5 Gunung Bawakaraeng melakukan pendakian ke puncak Gunung Bawakaraeng yang memiliki ketinggian 2.840 mdpl.

Setelah magrib, mereka kembali menuju pos 5. Pada perjalanan menuju pos 5, korban mengalami hipotermia di Pos 7 yang membuat korban kesulitan melanjutkan perjalanan.

Dua rekan lainnya yang berada di Pos 5 melaporkan kondisi itu ke bagian registrasi Gunung Bawakaraeng yang diteruskan ke Basarnas.

Atas kejadian ini, Mexianus mengimbau kalangan pendaki agar tetap memperhatikan keselamatan dalam melakukan pendakian.

Apa itu Hipotermia ?

Dilansir dari Alodokter, hipotermia adalah kondisi ketika suhu tubuh menurun drastis hingga di bawah 35 derajat Celcius.

Hipotermia merupakan salah satu risiko yang bisa dialami oleh kalangan pendaki gunung dengan cuaca ekstrem.

Ketika suhu tubuh berada jauh di bawah normal (37 derajat Celcius), fungsi sistem saraf dan organ tubuh lainnya akan mengalami gangguan.

Jika tidak segera ditangani, hipotermia dapat menyebabkan gagal jantung, gangguan sistem pernapasan, hingga kematian.

Hipotermia terjadi saat panas yang dihasilkan tubuh tidak sebanyak panas yang hilang. Berikut kondisi yang berpotensi menyebabkan seseorang mengalami hipotermia:

Penyebab atau pemicu timbulnya hipotermia antara lain :

  • Terlalu lama berada di tempat dingin.
  • Mengenakan pakaian yang kurang tebal saat cuaca dingin.
  • Terlalu lama mengenakan pakaian basah.
  • Terlalu lama di dalam air.

Gejala hipotermia bervariasi, tergantung tingkat keparahannya. Berikut ini merupakan gejala hipotermia:

  • Kulit pucat dan terasa dingin ketika disentuh
  • Mati rasa
  • Menggigil
  • Respons menurun
  • Gangguan bicara
  • Kaku dan sulit bergerak
  • Penurunan kesadaran
  • Sesak napas hingga napas melambat
  • Jantung berdebar hingga denyut jantung melambat

Cara Mencegah Hipotermia

Upaya pencegahan merupakan salah satu sikap terbaik bagi pendaki agar terhindar dari serangan hipotermia saat melakukan kegiatan di alam bebas.

Beberapa upaya pencegahan yang dapat dilakukan antara lain:

  • Melakukan gerakan-gerakan sederhana guna menghangatkan tubuh, tetapi jangan sampai berlebihan hingga mengeluarkan banyak keringat.
  • Memakai pakaian hangat seperti jaket tahan angin dan tahan air saat melakukan kegiatan di luar ruangan.
  • Selain menggunakan jaket, sarung tangan dan penutup kepala juga dianjurkan saat mendapati atau berada pada cuaca ekstrem seperti udara dingin disertai angin.
  • Sediakan minuman dan makanan hangat, tetapi hindari minuman yang mengandung kafein dan alkohol.
  • Perbanyak konsumsi camilan selama mendaki gunung atau makanan manis yang mudah terbakar cepat oleh kalori.(*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *