5 Kesalahan Umum dalam Membuat Copywriting

ilustrasi; Photo by Nick Morrison on Unsplash

COPYWRITING menjadi salah satu kunci penting di dunia marketing yang kehadirannya dapat menjangkau audiens lebih luas dan menaikkan brand awareness lewat tulisan yang dirangkai sedemikian rupa.

Namun, ada beberapa kesalahan umum dalam menulis copy yang tentu dapat berakibat fatal. Yuk, pelajari bersama lewat artikel di bawah ini!

Pengertian Copywriting

Copywriting merupakan ajakan persuasif dalam bentuk tulisan yang ditujukan bagi audiens untuk melakukan call to action yang dikehendaki oleh brand.

Dalam membuat copy tersebut, copywriter perlu memastikan target marketing yang perlu dicapai, seperti awareness, conversion, retention, atau engagement.

Bacaan Lainnya

Penentuan call to action-nya pun juga harus sesuai dengan target yang sudah dipilih. Menurut DIPDOP, peran copywriter dalam pemasaran juga cukup penting.

5 Kesalahan Umum dalam Menulis Copy

Banyak orang mengira kegagalan dalam membuat copy yang mampu untuk membuat audiens melakukan call to action adalah karena attention span atau rentang perhatian yang rendah.

Beberapa studi menyebutkan juga tentang penurunan attention span manusia menjadi 3x lebih rendah sejak hadirnya internet.

Namun, hal ini dibantah oleh Crowd Content. Mereka menilai bahwa informasi yang berlebih dan meningkatnya kompetisi antar brand menjadi faktor konsumen atau audiens menjadi lebih cepat beralih dari copy yang kamu buat.

Oleh karena itu, hindari 5 kesalahan ini supaya copywritingmu sukses mengkonversi audiens menjadi konsumen!

Memperumit pesan yang disampaikan

Bagi copywriter yang awam, penggunaan kosa kata atau jargon yang mendakik-dakik dinilai sebagai hal yang membanggakan.

Padahal, kenyataan di realitanya sangat berbanding terbalik, di mana audiens akan lebih tertarik dengan copy yang relate dengan mereka melalui pemilihan bahasa yang simpel atau mudah dimengerti.

Selain itu, menulis copy yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya juga sangat berbahaya dan dapat menjadi boomerang.

Berikut contoh copy yang terkesan “menjual secara berlebihan”

Lalu, bagaimana copy yang baik? Berikut contohnya :

Copy di atas hanya menggunakan kata-kata yang mudah dipahami, namun terkesan menarik dan membuat audiens menjadi lebih penasaran dengan kebenarannya sehingga mereka berani untuk mencobanya sendiri.

Tidak memahami kebutuhan audiens

Inilah pentingnya sebuah bisnis untuk memiliki persona atas target audiens yang akan disasar sebelum memulai melakukan promosi.

Apabila sebuah bisnis tidak benar-benar memahami untuk siapa produk/jasa mereka diperlukan, maka hal ini akan menyulitkan copywriter dalam menulis copy yang tepat.

Tidak hanya merugikan copywriter, kegagalan dalam mengerti target audiens akan berdampak pada brand awareness yang tidak berkembang, profit yang menurun, dan lain sebagainya. Salah satu hal terpenting yang perlu dipahami oleh copywriter adalah pain points atau problems yang kemungkinan dihadapi oleh audiens.

Menggunakan CTA yang lemah

Kesalahan lain dalam copywriting adalah menulis call to action yang tidak spesifik atau lemah. Call to action menjadi hal yang sangat penting dalam mempromosikan sebuah produk/jasa karena audiens jadi mengerti langkah apa yang harus mereka lakukan setelah membaca keseluruhan copy tersebut.

Call to action yang baik haruslah mudah dipahami, menggunakan kata-kata yang “kuat”, menimbulkan urgensi di benak audiens, dan menonjolkan keuntungan.

Perhatikan desain visual yang menarik mata apabila CTA tersebut terpasang di iklan online seperti di website atau aplikasi.

Tidak melakukan proof-reading

Sebelum benar-benar dipublish, copywriter wajib untuk meminta proof-reading baik dari sesama copywriter atau dari orang lain.

Hal ini dilakukan untuk mengurangi kesalahan gramatikal, ketidaksesuaian kata-kata yang dipilih dengan brief yang diberikan, dan meminimalisir kesalahan yang dapat merugikan secara materiil.

Menggunakan kalimat pasif

Untuk dapat menarik audiens, hasil copywriting harus mengajak audiens melakukan sebuah aksi, dan bukan sebaliknya.

Kalimat pasif adalah kalimat di mana subjek dikenai sebuah aktivitas, bukan subjek yang melakukan sebuah aktivitas.

Menurut Crowd Content, penggunaan kalimat pasif dapat mematikan ketertarikan dari audiens karena terlalu bertele-tele. Sedangkan, kalimat aktif dilihat lebih aktif, “hidup”, dan energik.

Menulis copy memang tidaklah mudah, namun dengan mengetahui 5 kesalahan umum ini dapat membuat kamu untuk merangkai copy dengan lebih teliti.

Jangan lupa untuk terus belajar dan melakukan testing saat membuat copywriting, ya. Selamat mencoba!

Sumber :

https://www.sab.id/8-kesalahan-membuat-copywriting-berakibat-fatal/

https://www.crowdcontent.com/blog/content-marketing/copywriting/6-common-copywriting-mistakes-that-hurt-content-marketing/

https://dipdop.net/peran-penting-copywriter-dalam-pemasaran-digital/

penulis :

Adinda Feriana Madani, Content Writer di DIPDOP Universe Corp

Email: adindamadani01@gmail.com

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *