Kenalkan Metode Tangkap Ikan Hias Ramah Lingkungan, Tim PIPK Politani Pangkep Sosialisasi dan Bimtek ke Nelayan Liukang Tuppabiring

RAMAH LINGKUNGAN. Tim pengabdian pada masyarakat Program Penerapan Iptek Pengembangan Kewilayahan (PIPK) menggelar sosialisasi dan bimbingan teknis (Bimtek) metode Penangkapan Ikan Hias Ramah Lingkungan di Desa Mattiro Bulu, Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep), Minggu (27/8/2023). (Dok Tim PIPK)

PANGKEP, SOLUSINEWS.ID – Tim pengabdian pada masyarakat Program Penerapan Iptek Pengembangan Kewilayahan (PIPK) menggelar sosialisasi dan bimbingan teknis (Bimtek) metode Penangkapan Ikan Hias Ramah Lingkungan di Desa Mattiro Bulu, Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep), Minggu (27/8/2023).

Kegiatan tersebut dilangsungkan di Kantor Desa Mattiro Bulu, Kecamatan Liukang Tuppabiring Utara. Sekira 40-an warga hadir di acara tersebut. Mereka terdiri dari kepala desa, kelompok nelayan, anggota karang taruna, dan Himpunan Pemuda dan Mahasiswa Karanrang (Himpakar).

Program PIPK Ikan Hias Laut ini merupakan kolaborasi tiga insitusi perguruan tinggi yakni Politeknik Pertanian Negeri Pangkep (PPNP), Universitas Teknologi AKBA Makassar (Unitama) dan Politeknik Maritim AMI Makassar (Polimarim).

Kegiatan ini juga melibatkan mahasiswa dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dari Prodi Agribisnis Perikanan, Prodi Administrasi Bisnis Internasional, dan Prodi Penangkapan Ikan Politani Pangkep.

Bacaan Lainnya

Warga nelayan yang hadir di kegiatan itu bukan hanya dari Desa Mattiro Bulu Pulau Karanrang, tapi juga dari Pulau Sarappo dan Pulau Balang Lompo yang merupakan anggota Kelompok Penangkap Ikan Hias (Klompish).

Kegiatan ini menghadirkan pemateri Kepala Bidang (Kabid) Teknis Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sulsel Heri Suhaeri SHut MSc, Kepala Cabang Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pangkep Aaron Arfandy Pananrang SPi, dan Ketua Gabungan Pengusaha Koral dan Ikan Hias Indonesia (Gapekhi) Dr Mauli Kasmi SPi MSi.

Sosialisasi dan bimtek dibuka oleh Kepala Desa Mattiro Bulu Mutmainna. Pada kesempatan itu, Mutmainna mengatakan sangat berterima kasih tim PIPK Politani Pangkep, BKSDA Sulsel dan kantor Cabang Dinas Kelautan dan Perikanan Sulsel telah berkunjung ke desanya.

“Terimakasih sebelumnya untuk bapak-bapak dari Politani Pangkep, Dinas Kelautan Perikanan Pangkep dan juga BKSDA Sulsel telah membuat program di desa kami. Sebagai kepala desa baru, jujur kami butuh banyak dukungan untuk membangun desa kami,” ujarnya.

Mutmainna yang merupakan kepala desa perempuan pertama di Mattiro Bulu ini mengatakan sangat mendukung program PIPK. Terutama dengan pengenalan metode penangkapan ikan hias yang ramah lingkungan.

“Program pengenalan metode penangkapan ikan hias yang ramah lingkungan, tanpa menggunakan bius dan potasium ini tentu sangat kita dukung. Apalagi kita mendengar langsung kalau potensi ikan hias laut untuk memiliki harga yang mahal dibandingkan ikan produksi,” lanjutnya.

Sedangkan Mauli Kasmi selaku Ketua Tim PIPK Politani Pangkep dalam materinya menjelaskan potensi perairan Indonesia mempunyai potensi sumber daya perikanan sangat melimpah khususnya ikan hias karang dengan nilai ekonomis tinggi.

“Beragam jenis ikan hias karang tersebar di berbagai perairan dan menghuni di terumbu karang. Sayang sebagian besar ikan hias karang hasil tangkapan dengan cara tidak ramah lingkungan yang menyebabkan rendahnya kualitas,” ujarnya.

Lanjut Mauli, dibutuhkan solusi dan pendekatan yang strategis, time-efficient, serta adaptif untuk dimanfaatkan nelayan penangkap ikan hias dalam hal ini adalah Klompish. Pemanfaatan ikan hias karang untuk perdagangan luar negeri umumnya dimanfaatkan untuk ornament akuarium.

“Ikan hias hias injel itu memiliki harga yang mahal untuk dimanfaatkan sebagai ornamen akuarium di pasar internasional. Potensi ini memberi dampak positif terhadap devisa negara dan terciptanya lapangan kerja,” jelasnya.

Karena pasar internasional mempunyai persyaratan kualitas tinggi, untuk itu Tim PIPK Politani Pangkep menawarkan teknologi tangkap ramah lingkungan. Oleh karena kepada Klompish diberikan sosialisasi dan bimtek alat tangkap dengan minyak cengkeh dan alat tangkap lestari yakni jaring cleopatra.

“Pada sosialisasi dan bimtek ini kita sosialisasikan alat tangkap ikan hias dengan memakai minyak cengkeh dan jaring cleopatra. Minyak cengkeh ini lebih ramah lingkungan dibanding bius dan potasium. Dan jaring cleopatra ini didesain agar ikan hias tidak cacat agar kualitasnya terjaga,” kata Mauli.

Kebijakan Aturan Pemerintah

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *