BPOM Makassar Gelar Bimtek Farmakovigilans, Diikuti Petugas Kesehatan se-Sulsel

Direktorat Pengawasan Keamanan, Mutu Dan Ekspor Impor Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor dan Zat Adiktif bekerjasama BBPOM di Makassar melaksanakan Bimbingan Teknis Farmakovigilans pada 4 Agustus 2023 di Hotel Melia Kota Makassar.(*)

MAKASSAR, SOLUSINEWS.ID – Direktorat Pengawasan Keamanan, Mutu Dan Ekspor Impor Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor dan Zat Adiktif bekerjasama BBPOM di Makassar melaksanakan Bimbingan Teknis Farmakovigilans pada 4 Agustus 2023 di Hotel Melia Kota Makassar.

Bimtek itu terkait penguatan jejaring lintas sektor dalam pengawasan keamanan obat.

Kegiatan dibuka oleh Kepala BBPOM di Makassar, Hariani. Ia menyampaikan pentingnya keselamatan pasien (patient safety) dalam pelayanan kesehatan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang standar pelayanan kefarmasian.

Kepala BBPOM di Makassar, Hariani

Ia menyebutkan Monitoring Efek Samping Obat (MESO) merupakan salah satu bentuk kegiatan dari pelayanan farmasi klinik yang harus dipenuhi dalam standar pelayanan kefarmasian di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

Bacaan Lainnya

Bimbingan teknis ini diikuti petugas pelayanan kesehatan dari 24 kabupaten/kota di Sulsel lingkup dinas kesehatan, IDI Sulsel, pengurus Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia wilayah Sulsel, dan PD Ikatan Apoteker Indonesia Sulsel.

Peserta dibekali materi mengenai sistem farmakovigilans yang efektif dalam mendeteksi, menilai, memahami dan mencegah efek samping atau masalah lainnya terkait penggunaan obat.

Serta implementasi pengisian pelaporan kejadian tidak diinginkan (KTD) atau efek samping obat (ESO) melalui platform pelaporan KTD/ESO secara elektronik yaitu berbasis website (e-meso.pom.go.id) dan aplikasi e-meso mobile di platform android.

Ia mengharapkan kegiatan ini meningkatkan kompetensi farmakovigilans khususnya mengenai KTD/ESO dan pelaporannya serta regulasi yang menjadi landasan farmakovigilans bagi para peserta.

Sehingga dapat meningkatkan keamanan obat beredar di Indonesia dan keselamatan pasien dalam penggunaan obat yang aman.(*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *