Dinilai Tidak Sehat, Sejumlah BUMN Akan ‘Divaksin’ Dana Triliunan Rupiah

ilustrasi BUMN sakit akan disuntik dana melalui PMN tahun 2022. (re-design: redo/solusinews.id)

SOLUSINEWS.ID – Kementerian BUMN menyebutkan sejumlah BUMN saat ini sedang tidak sehat. Dikatakan tidak sehat karena kondisi keuangannya yang kritis.

Kementerian BUMN juga menyebut beberapa penyebabnya adalah kontrak baru dan penjualan di perusahaan pelat merah tersebut masih terdampak Covid-19.

Hal itu disampaikan Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo, dalam rapat bersama Komisi BUMN di DPR yang membahas Penanaman Modal Negara (PMN) 2020, Jakarta, Kamis (8/7/2021).

Bersumber dari bisnis.tempo.co, Kartika mengatakan kondisi sejumlah BUMN tersebut cukup memprihatinkan.

Bacaan Lainnya

Penyebab lainnya dikatakan yaitu penugasan untuk BUMN tersebut yang sangat berat dan tidak didukung PMN memadai.

Selain itu, dalam periode 2016-2017 hampir tidak ada PMN yang diberikan ke BUMN Karya yang menanggung proyek strategis nasional.

Berikut aset dan jumlah utang 4 BUMN yang dinilai Kementerian BUMN yang kondisinya “sakit” atau tidak sehat :

1. Perumnas

Kondisi keuangan Perumnas mendapat status sangat tidak sehat. Perumnas saat ini mengalami penurunan pendapatan yang sangat signifikan.

Penyebabnya, penjualan rumah untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) melambat.

Sedangkan inventory perusahaan sangat besar. Akibatnya, rasio utang meningkat dan harus restrukrusiasi.

  • Aset: Rp 8,1 triliun
  • Total utang: Rp 4,6 triliun

2. Waskita Karya

Keuangan Waskita Karya juga dinilai sangat tidak sehat karena perusahaan pelat merah ini harus mengambil alih tol-tol swasta yang tidak selesai dalam 3 tahun terakhir.

Akibatnya, Waskita Karya memiliki utang sebesar Rp 50 triliun dan obligasi sebesar Rp 20 triliun.

  • Aset: Rp 105 triliun
  • Total utang: Rp 64,9 triliun

3. Hutama Karya

Hutama Karya berstatus tidak sehat karena ada keterlambatan PMN selama 2 tahun.

BUMN ini adalah perusahaan yang menggarap proyek jalan tol Trans Sumatera.

Wamen Kementerian BUMN, Kartika menyebutkan aset Hutama Karya sebenarnya meningkat tajam, tapi ekuitasnya tidak.

  • Aset: Rp 110 triliun
  • Total utang: Rp 50 triliun

4. Wijaya Karya

Wijaya Karya memiliki kinerja keuangan tidak sehat. Salah satunya karena dinilai terbebani pada proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang sementara digarap.

  • Aset: Rp 68 triliun
  • Total utang keuangan: Rp 24 triliun

BUMN Dinilai Cukup Sehat

5. Adhi Karya

BUMN yang menggarap LRT Jabodebek dengan target rampung tahun 2022.

  • Aset: Rp 38 triliun
  • Total utang : Rp 9,7 triliun

6. PP

PT Pembangunan Perumahan (PP) berstatus masih cukup sehat. BUMN Konstruksi ini tengah menggarap penugasan Kawasan Industri Terpadu.

  • Aset: Rp 53,4 triliun
  • Total utang : Rp 18,7 triliun

Menteri Erick Thohir Akan Suntik Dana

Bersumber dari situs investor.id, Kementerian BUMN mengusulkan PMN di tahun 2022 sebesar Rp 72,449 triliun untuk menyuntik 12 perusahaan pelat merah/BUMN yang dinilai kurang sehat.

Suntikan dana PMN itu sebagai penugasan maupun restrukturisasi akibat dampak pandemi Covid-19.

Usulan PMN dari Kementerian BUMN ini masih dalam pembahasan bersama Kementerian Keuangan dan DPR RI.

“Dari rapat bulanan kami dengan Kemenkeu, angka ini belum ketemu tetapi sudah kurang lebih 90%,” tuturnya dalam rapat kerja bersama Komisi VI, Kamis (8/7/2021).

Berikut 12 BUMN yang diusulkan diberi suntikan PMN :

  1. PT Hutama Karya sebesar Rp 31,35 triliun
  2. PT Aviasi Pariwisata Indonesia sebesar Rp 9,31 triliun
  3. PT PLN sebesar Rp 8,23 triliun
  4. PT Bank Negara Indonesia atau BNI sebesar Rp 7 triliun
  5. PT KAI sebesar Rp 4,1 triliun
  6. PT Waskita Karya (WSKT) sebesar Rp 3 triliun
  7. PT BPUI sebesar Rp 2 triliun
  8. PT Adhi senilai Rp 2 triliun
  9. PT Perumnas sebesar Rp 2 triliun
  10. PT Bank Tabungan Negara (BTN) sebesar Rp 2 triliun
  11. PT RNI sebesar Rp 1,2 triliun
  12. PT Damri sebesar Rp 250 miliar.(*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *