Dosen dan Taruna Polimarim AMI Kampanye Keselamatan Pelayaran di Dermaga Kayu Bangkoa, Makassar

KAMPANYE KESELAMATAN. Dosen dan taruna Politeknik Maritim AMI Makassar (Polimarim) melakukan kegiatan Sosialisasi dan Kampanye Keselamatan Pelayaran bagi warga dan operator kapal kayu di Dermaga Tumba Kayu Bangkoa, Kecamatan Ujung Pandang, Makassar, Kamis (16/5/2024). (dok polimarim ami)

Kegiatan kampanye keselamatan pelayaran tersebut juga mendatangkan pemateri yakni Kepala Bidang Angkutan Dishub Kota Makassar Dr Jusman SKel MSi dan nakhoda kapal patroli KSOP Makassar Capt Ikhsan.

Jusman mengemukakan dalam dunia keselamatan pelayaran tentunya ada standar yang harus diikuti. Mulai dari standar pelayanan dermaga, standar lambung kapal tidak bocor, standar kedap air hujan saat berlayar.

“Bahkan untuk kapal yang berlayar, juga ada standar internasional, yang kemungkinan jika diterapkan untuk kapal di sini tidak memenuhi syarat,” kata Jusman.

Untuk itu, lanjut Jusman, kampanye ini paling tidak mengingatkan kapal-kapal ini mengangkut penumpang. “Ada nyawa yang diangkut, untuk itu sarana dan prasarana, SDM, hingga sistem navigasi wajib dipenuhi,” ujarnya.

Bacaan Lainnya

Lebih lanjut, Jusman mengatakan, syarat yang wajib dipenuhi bagi operator pembawa kapal adalah memiliki sertifikat keahlian.

“Kemudian menjadikan kebiasaan life jacket untuk kapal pengangkut penumpang. Serta standar pelayanan minimal (SPM) dalam pelayaran itu utama,” jelasnya.

Sedangkan Capt Ikhsan yang mewakili Kabid Lalulintas dan Angkutan KSOP Kelas Utama Makassar, mengatakan dalam meningkatkan Budaya Keselamatan Pelayaran, yang paling utama bagaimana melakukan pencegahan.

“Yang paling penting mencegah agar kecelakaan bisa dihindari. Pada kecelakaan kapal ada empat jenis yakni, tubrukan, kapal terbakar, kandas, dan tenggelam,” jelasnya.

“Kemudian ada dua kecelakaan yang berhubungan dengan navigator dari kapal, tubrukan dan kandas. Untuk jenis tubrukan, operator dihadapkan membawa kapal dalam situasi berhadapan, situasi bersilangan, atau menyusul kapal lain,” urainya.

Lantas bagaimana menciptakan zero accident di moda transportasi laut? Alumni Polimarim AMI Makassar itu menyebutkan penyedia jasa harus menciptakan kelaiklautan kapal.

“Tentang keselamatan, sudah tertuang dalam UU No 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran. Seperti KM Rahmat Kurnia Ilahi ini semestinya mendapat pengawasan terkait angkutan bahan berbahaya,” katanya.

“Sebab ada angkutan bahan yang mudah meledak seperti tabung-tabung gas. Jadi muatan penumpang dan barang terpisah. Jauhkan tabung gas dari mesin agar tidak panas dan potensi terbakar.

“Jadi kami dari KSOP Makassar menerbitkan sertifikat valid untuk kapal-kapal seperti ini. Tentunya, melewati hasil pemeriksaan dan pengujian, laik laut. Syahbandar sewaktu-waktu bisa menindak jika dicurigai ada yang tidak memenuhi. Kami yang terbitkan surat persetujuan berlayar,” jelasnya.

Dermaga Tumbak Kayu Bangkoa ini merupakan unit dermaga swakelola dari masyarakat. Meski demikian, pemerintah tetap punya tanggung jawab terkait keselamatan pelayaran dan penyeberangannya.

Pengelola Sukirman mengeluhkan dermaga ini tidak memiliki lampu penerangan. “Tolong dibantu untuk penerangan Bapak Kadis Perhubungan. Ini dermaga sampai malam, malah kadang sampai 24 jam. Penerangan masih nyantol dari tetangga yang punya listrik,” keluhnya.

Kegiatan ditutup dengan penyerahan secara simbolis life jacket atau jaket pelampung dari pihak Polimarim AMI ke Dishub Kota Makassar, pihak KSOP Makassar, dan perwakilan pemilik kapal. Nantinya sebanyak 30 unit akan dibagikan oleh Dishub Makassar. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *