Keynote Speaker Workshop Karang Hias, Prof Jamaluddin Jompa Minta Perpendek Birokrasi dalam Bisnis dan Konservasi

SOLUSINEWS.ID, MAKASSAR – Gabungan Pengusaha Koral dan Ikan Hias (GAPEKHI) menggelar Workshop Karang Hias di Hotel Grand Palace, Makassar, Sabtu (26/3/2022) lalu.

Workshop ini juga didukung Asosiasi Koral, Kerang, dan Ikan Hias Indonesia (AKKII). Peserta Workshop adalah anggota asosiasi, eksportir, supplier, nelayan, dan masyarakat perikanan.

Kegiatan digelar secara blendid dengan online dan offline. Sebanyak 90-an peserta yang hadir offline dan yang mengikuti secara online via Zoom dan Live YouTube sekira 100-an orang.

Tampil sebagai keynote speaker dalam Workshop Karang Hias ini adalah Dekan Sekolah Pascasarjana Universitas Hasanuddin Prof Dr Ir Jamaluddin Jompa MSc.

Bacaan Lainnya

Prof Jamaluddin Jompa dalam materinya menyebutkan dalam pemanfaatan dan pengelolaan Karang hias, kini tak lagi dilakukan secara outdoor atau di alam, tapi sudah secara indoor atau dalam ruangan.

“Dalam pemanfaatan koral dan ikan hias sudah mengarah kepada sustainability. Hal ini sesuai dengan Nawa Cita Pemerintahan Presiden Joko Widodo,” kata Prof Jamaluddin.

“Selain itu juga penting dilakukan Debirokratisasi proses bisnis dan konservasi dalam pengelolaan dan pemanfaatan karang hias secara berkelanjutan,” lanjutnya.

Debirokratisasi dimaknai sebagai tindakan atau proses mengurangi tata kerja yang serba lamban dan rumit agar tercapai hasil dengan lebih cepat.

Rektor Terpilih Unhas periode 2022-2026 tersebut mengusulkan di Sulawesi Selatan, khususnya di Kota Makassar selayaknya dibangun soft coral center di wilayah Kepulauan Spermonde.

Prof Jamal juga menambahkan, jika Indonesia memiliki potensi terumbu karang nomor satu di dunia. Hal itu dibuktikan dengan keberadaan Indonesia dalam Coral Triangle (CT) dunia.

Dikutip dari wikipedia, Coral Triangle atau Segitiga Terumbu Karang memiliki kehidupan laut yang menakjubkan. Tujuh puluh lima persen spesies karang dunia ditemukan di sini—hampir 600 spesies berbeda.

Lebih dari 2000 jenis ikan karang yang berbeda mencari perlindungan di taman bawah laut yang mempesona ini, dan ini adalah tempat yang penting bagi tuna untuk bertelur.

Tampil pula Kepala Pusat Kebijakan Strategi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Ir Thomas Tandi Bua A Nifinluri MSc.

Thomas menyebutkan saat ini dalam pemanfaatan karang hias seharusnya telah menerapkan manajemen data dan informasi berbasis sains serta pemanfaatan teknologi informasi.

Selain itu perlu dilakukan juga penguatan kelembagaan bersama kelompok masyarakat serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM).

“Seharusnya juga diberlakukan manajemen kolaboratif dan pendanaan berkelanjutan dalam program terintegrasi budidaya karang hias dan wisata bahari (Dewikar). Tak lupa pula edukasi dan promosi konservasi yang rutin,” ujar Thomas.

Pemateri lainnya adalah Dr Suhartono Nurdin SPi MP (Kepala Cabang Dinas Kelautan Wilayah Mamminasata) dan Munandar Jakasukmana SPi MSi (BPSPL Makassar).

Tampil pula membawakan materi, Ir Sitti Chadidjah MSi (Kepala Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu/BKIPM Makassar). Lalu Dirga Adhi Putra Singkarru (Ketua Umum Yayasan AKKII).

Berikutnya pemateri adalah Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sulsel Ir Jusman. Kemudian Komandan Satuan Patroli (Dansatrol) Lantamal VI Makassar Letkol Laut Anis Latief SE MTr Hanla MM.

Lalu Direktur Eksekutif Asosiasi Koral, Kerang, dan Ikan Hias Indonesia (AKKII) Indra Wijaya SPi MSi, Ketua Gapekhi Sulsel Dr H Mauli Kasmi SPi MSi dan Kasi Patwal Dit Polairud Polda Sulsel Kompol Ahmad Yulias.

Manfaat Ekonomi

Direktur Eksekutif AKKII Indra Wijaya menjelaskan terumbu karang merupakan sumberdaya terbarukan yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan baik itu manfaat sebagai ekologi maupun manfaat sebagai ekonomi.

“Manfaat sebagai ekologi tentunya untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Dan manfaat yang ada ini sudah banyak dibahas dalam berbagai seminar maupun penelitian yang mendalam,” ujar Indra.

Indra menambahkan, manfaat ekonomi masih dalam pemahaman dilakukan dengan lingkungan yang baik. Seperti sebagai pariwisata maupun sebagai produk akuarium yang dapat menjadi mata pencaharian bagi masyarakat pesisir.

“Pemanfaatan sebagai produk akuarium telah diatur dalam berbagai peraturan dan petunjuk pelaksanaan yang dapat menunjang keberlanjutan pemanfaatannya termasuk penelitian yang dapat dimanfaatkan untuk kelestariannya,” jelas Indra.

Ketua GAPEKHI Sulsel Dr Mauli Kasmi SPi MSi dalam rilis ke media, mengatakan dalam pelatihan diharapkan terjadi kolaborasi dan sinergi, dari teknologi, hukum, kebijakan pemerintah dan pelaku usaha.

“Terutama dalam menjamin keberlangsungan pemanfaatan sumberdaya perikanan, utamanya dalam pemanfaatan karang hias ini,” ujar Mauli Kasmi.

“Sinergi dibutuhkan sebagai arahan umum mengenai cara-cara pemanfaatan karang hias alam dan hasil budidaya untuk tujuan perdagangan dengan memperhatikan prinsip-prinsip pelestarian,” jelas Ketua Jurusan Agribisnis Politeknik Pertanian Negeri Pangkep ini.

“Dari kegiatan ini, dapat pula dijadikan acuan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam pemanfaatan karang hias secara sustainable,” lanjutnya.

Kegiatan Workshop Karang Hias ini disusun dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan khususnya, peningkatan devisa negara, serta untuk menjaga kelestarian terumbu karang.

Ketua Pelaksana Workshop Sulkifli SPi MSi mengatakan Workshop Karang Hias merupakan kegiatan yang menjadi program kerja tahunan dari pengurus GAPEKHI dan AKKII.

“Kegiatan Workshop ini adalah bagian dari program kerja pengurus GAPEKHI Sulsel dan didukung oleh AKKII. Jadi digelar tahunan,” kata Sulkifli.

Sulkifli menambakan narasumber yang akan tampil berasal dari unsur pemerintah mulai dari akademisi, aparat dari kepolisian, aparat dari angkatan laut, dan pemangku kepentingan di bidang perikanan dan kelautan serta pelaku usaha.

Workshop Karang Hias mengangkat tema “Penguatan Kolaborasi Dan Sinergi Stakeholder Dalam Mewujudkan Pengelolaan Dan Pemanfaatan Karang Hias yang Berkelanjutan”. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *