Tanggalkan Jabatan PM Inggris, Boris Johnson Sedih, Pejabat Rusia Senang

ilustrasi karikatur PM Inggris, Boris Johnson, berpesta saat berlangsung lockdwon ketat akibat pandemi Covid19 di Inggris.(telegraph.co.uk/Patrick Blower)

SOLUSINEWS.ID – Boris Johnson secara resmi mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri (PM) Inggris, Selasa (5/7/2022). Boris Johnson diangkat menjadi PM Inggris sejak 24 Juli 2019.

Pria brambut pirang acak-acakan itu mengaku sedih dengan keputusan itu.

Rasa sedih itu dia sampaikan dalam pidato pengunduran dirinya. “Saya ingin Anda tahu bahwa betapa sedihnya saya mundur dari pekerjaan terbaik di dunia,” katanya.

Pengunduran dirinya menyusul pengunduran diri puluhan menteri dan pejabat negara Inggris secara massal. Jumlah pengunduran diri massal di lingkup eksekutif pemerintahan Inggris ini merupakan terbesar sejak 1932.

Bacaan Lainnya

Dalam pidato pengunduran dirinya, Boris juga mengaku sangat bangga atas sejumlah pencapaiannya selama ini seperti dalam mengatasi masalah Brexit (keluarnya Inggris dari Uni Eropa).

Masalah pandemi Covid, termasuk memimpin negara-negara Barat menghadapi invasi Presiden Rusia Vladimir Putin ke Ukraina.

Pengunduran diri Boris Johnson sebagai PM Inggris dan pengakuan dirinya sedih campur bangga menanggalkan jabatan elit tersebut, malah direspon gembira oleh sejumlah pejabat dan politisi Rusia.

Mereka malah merayakan pengunduran diri Bois Johson sebagai PM Inggris. Pada Kamis (7/7/2022).

Kalangan pejabat dan politisi Rusia menyebut sosok Boris Johnson sebagai “badut bodoh” yang mendapat balasan setimpal gara-gara mempersenjatai Ukraina melawan Rusia.

Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, bahkan mengakui Boris Johson tidak menyukai pejabat Rusia.

“Kita juga tidak menyukainya,” terang Dmitry di Downing Street, yang melontarkan hal itu beberapa saat sebelum Boris Johson mengundurkan diri.

Sementara postingan Telegram dari konglomerat Rusia, Oleg Deripaska, menyebut Johnson sebagai “badut bodoh” yang mendapatkan “akhir memalukan”.

Dilansir Reuters, ketua majelis rendah parlemen Rusia, Vyacheslav Volodin, menyebut Boris Johson dengan perkataan “Badut itu pergi.”

Pihak Rusia beberapa kali menyebutnya sebagai badut yang ambisius melebihi dari kemampuan yang dimilikinya.

Saat menjabat PM Inggris, Boris Johnson memang diketahui berulang kali mengkritik Putin dengan menyebutnya sebagai kepala Kremlin yang kejam dengan ambisi gila.

Johnson juga dianggap menjadikan Inggris sebagai salah satu pendukung Ukraina terbesar di kawasan negara Barat.

Hal itu ditampakkan dengan dilakukannya pengiriman senjata ke Ukraina untuk melawan Rusai dan membuat sanksi berat terhadap Rusia.

Mundur Massal di Inggris

Fenomena pengunduran pejabat eksekutif Inggris terkait dengan cara Boris Johnson menangani kasus pelecehan seksual terhadap anggota parlemen dari partainya yaitu Chris Pincher.

Tekanan terhadap Boris kian meluas ketika si Chris Pincher malah diangkat sebagai Deputy Chief Whip sedangkan Chris Pincher tengah terjerat kasus pelecehan seksual.

Timbullah mosi tidak percaya terhadap Boris disusul pengunduran diri Menteri Keuangan Inggris, Rishi Sunak, dan Menteri Kesehatan, Sajid Javid.

Pengunduran diri kedua menteri tersebut disusul menteri dan pejabat elite Inggris lainnya seperti Menteri Keuangan Nadhim Zahawi.

Kursi PM yang diduduki Boris kian goyah setelah muncul bukti berupa foto-foto, pertemuan, dan pesta Boris Johson cs di kantor pemerintahan Inggris saat diberlakukannya lockdown ketat di Inggris.(*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *