Tekan Angka Stunting, Pemkab Sinjai Gelar FGD bersama FKIK Unismuh Makassar

Wakil Bupati Sinjai, Andi Kartini Ottong, membuka kegiatan FGD tentang percepatan penurunan stunting ini di ruang rapat Bappeda Sinjai, Rabu (1/2/2023).(*)

SINJAI, SOLUSINEWS.ID – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sinjai menggelar Focus Group Discussion (FGD) bersama Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar (Unismuh).

Wakil Bupati Sinjai, Andi Kartini Ottong, membuka kegiatan FGD tentang percepatan penurunan stunting ini di ruang rapat Bappeda Sinjai, Rabu (1/2/2023).

FGD ini menghadirkan beberapa narasumber antara lain Dekan FKIK Unismuh Makassar, DR dr Suryani As’ad, Kepala DP3AP2KB Sinjai, Andi Tenri Rawe Baso, Kadis Kesehatan, dr Emmy Kartahara Malik, pejabat OPD setempat, dan camat.

Wakil Bupati Sinjai, Hj Andi Kartini Ottong, mengatakan stunting masih menjadi masalah prioritas yang ada di Indonesia untuk segera dipercepat penurunannya.

Bacaan Lainnya

Ia menyebutkan angka prevalensi stunting Kabupaten Sinjai tahun 2022 sebesar 29,4 persen yang hanya turun sebesar 0,7 persen dari tahun sebelumnya sebesar 30,1 persen.

Olehnya, menurut Wabup Andi Kartini Ottong, hal itu perlu menjadi perhatian semua pihak karena angkanya masih tinggi dari target yang ditetapkan BKKBN tahun 2024 sebesar 17,52 persen.

Pemkab Sinjai pun sejak tahun 2020 telah melakukan sejumlah program penanganan stunting bersama pemerintah desa/kelurahan.

Salah satunya pemberian makanan tambahan bagi balita stunting dan ibu hamil kek (kekurangan energi kronik) selama 90 hari berturut-turut bekerja sama dengan petugas gizi, kader PKK, dan kader pembangunan manusia melalui penganggaran dana desa/kelurahan.

“Hal tersebut masih kita laksanakan sampai tahun 2023 ini. Kegiatan tersebut dikemas dalam bentuk inovasi Madeceng (Masyarakat Desa/kelurahan Cegah Stunting),” jelasnya.

Selain Madeceng, beberapa inovasi lainnya juga dilakukan yaitu :

  • Inovasi Puskesmas Pulau Sembilan yaitu “Parenting” (Posyandu Remaja Cegah Stunting)
  • Inovasi Desa Pulau Harapan di Kecamatan Pulau Sembilan “Gunting Rumput” (Tanggulangi Stunting dengan Rumput Laut).
  • Inovasi kader posyandu dan petugas gizi Puskesmas Panaikang Desa Panaikang, Kecamatan Sinjai Timur, “Sibantu lo” (Sinjai Bebas Stunting dengan Daun Kelor).
  • Cake Kebun Menghadang Stunting dengan Nikmat yang digagas Puskesmas Lappae, Kecamatan Tellulimpoe yang masuk dalam top 30 inovasi pelayanan publik tingkat Provinsi Sulsel tahun 2020.

“Kita harus bersyukur karena FKIK Unismuh Makassar telah hadir untuk memberikan pendampingan kepada pemerintah Kabuapaten Sinjai dalam bentuk penelitian dan pengabdian masyarakat di bidang kesehatan,

salah satunya adalah pendampingan percepatan penurunan stunting,” pungkasnya.

Sementara Kabid Sospem Bappeda Sinjai, Dian Purnamasari, mengatakan pertemuan awal ini merupakan tindaklanjut perjanjian kerja sama antara Dekan FKIK Unismuh Makassar

dengan Ketua TPPS Sinjai pada 26 September 2022 dalam program Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (PPM) Unismuh Makasssar.(*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *