SELANJUTNYA saya dan Arif berbalik dan menuju gua lainnya di sisi kiri. Masuk lubang gua satunya ini juga harus menunduk sedikit beberapa meter.
Ruangan di gua ini cukup luas. Ornamen-ornamennya membuat saya makin takjub akan keindahan “seni” Sang Pencipta pada perut bumi milik-Nya .
Ada ornamen berbentuk pilar berwarna putih dengan tonjolan-tonjolan kecil yang tersambung ke lantai gua. Sekilas mirip makanan khas Bassang atau kolak bubur jagung.
Ornamen pilar putih berair ini mungkin yang dinamakan makro Gourdam atau Flowstone.
Di bawahnya, aliran air dari pilar “bassang” ini terdapat ornamen lain berupa kolam-kolam kecil yang bertingkat-tingkat di lantai gua.
Kolam ini pun berpetak-petak mirip sawah terasering dengan genangan air nan tenang. Ornamen kolam-kolam kecil bertingkat ini dinamakan mikro gourdam.
Saking jernihnya, ornamen kolam-kolam putih ini bila sekilas dipandang dari atas, nyaris terlihat tak digenangi air.
Tumpahan air mikro gourdam ini rupanya yang membentuk “anyaman” pasir pada permukaan lantai gua yang sebelumnya saya lalui.
Permukaan lantai gua berpasir putih padat ini bermotif silang-silang atau persegi ketupat.
Lantai unik dengan kilau ‘jentik-jentik’ kristal ini sebelumnya ‘terpaksa’ kami pijaki karena satu-satunya akses masuk ke gua tersebut.