Kalimat itu saya sampaikan sebenarnya bukan untuk membalas ungkapannya tentang keindahan dunia bawah laut yang belum pernah saya selami.
Ungkapan itu hanya manifestasi dari pengalaman saya menemukan keindahan lain dalam perut bumi yang mungkin tak kalah dengan pesona di dalam laut.
Apalagi, keindahan ciptaan Tuhan dalam perut bumi juga tak banyak orang yang bisa menikmati langsung dengan kaki dan mata kepalanya.
Gua Liang Panning
Pada Gua Liang Panning, tempat ditemukannya kerangka manusia purba di teras gua, sejumlah ornamen gua berukuran besar dan berbagai bentuk bisa dijumpai.
Sebagian besar ornamen yang terbentuk akibat rembesan atau tetesan air, sudah mengering.
Ada stalaktit dan stalatmit yang masih bersatu/menyambung sehingga berbentuk pilar atau ornamen yang disebut coloumn.
Ornamen yang tak kalah cantiknya seperti Flowstone, ornamen menyerupai bongkahan batu besar yang terbentuk dari miliaran tetes air.
Ukuran gua ini terbilang besar mulai dari mulut hingga ujung. Mulut tempat keluar dengan mulut masuk ke gua tampak berhadapan.
Panjang gua terbentang sekitar 100 meter saja. Ruangan di dalam gua tak kalah luas. Lebarnya seukuran lebar lapangan futsal, bahkan bisa ditempati bermain bulu tangkis.
Tingginya sekitar 20 meter dengan langit-langit yang dihiasi ornamen berbagai bentuk. Atap atau langit-langitnya ‘bergerigi’ dengan stalaktit-stalaktit cadas.