Pesona Desa Wanua Waru 3, Menyusuri Habitat Ornamen Gua yang Tumbuh Subur

pilar gua dan ornamen lainnya di dalam Gua Liang Panning. (ridwan putra/solusinews)

Saya bersama Pak Amir dipandu tiga pemuda Pokdarwis (kelompok sadar wisata) desa setempat, Imran, Eki, dan Arif, melanjutkan penelusuran gua lain yang berada di atas tebing gua bersungai tersebut.

celah atau cerukan tebing di depan mulut gua Liang Panning II (ridwan putra/solusinews)

Gua ini sebut saja Gua Liang Panning II agar mudah mudah dipahami dalam tulisan penyusuran gua saya kali ini.

Mulut gua ini hampir sejajar dengan ketinggian langit-langit gua bersungai tadi. Medan yang dilalui untuk menjangkaunya cukup ekstrim karena harus melalui celah atau cerukan kecil di atas tebing gua.

Ngeri tapi bikin penasaran. Apalagi salah satu sandal yang saya pakai sebagai alas kaki, putus sebelum mencapai mulut gua.

Bacaan Lainnya

Jika tak hati-hati menjejaki dan tak memegang bebatuan, bisa saja terpeleset jatuh ke jurang di depan mulut gua.

Biar nyaman melangkah, sepasang sandal itu saya lepas dan simpan di depan gua. Di situ, sandal saya dijaga ketat oleh si Rembo, anjing pemburu yang bersih dan familiar milik Imran.

Tim penelusur gua, Imran, Eki, Arief, Pak Amir, dan saya, serta si Rembo, anjing pemandu jalan milik Imran.

Si Rembo tak bisa ikut naik dan masuk gua. Sepertinya dia menyadari risiko bahaya bila nekat mengikuti kami.

Jadinya, anjing berbulu coklat-putih ini santai saja ditinggal sambil menunggu di luar gua.

Penyusuran pun tetap saya lanjutkan dengan telapak kaki telanjang memasuki gua.

Saat melalui mulut gua, saya terpana menemukan ornamen (flowstone) berupa bongkahan batu di tanah yang memancarkan kilauan-kilauan kristal.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *