The Power of Kepepet ala H Abubakar 3, 2 Anak Mundur PNS untuk Jadi Peternak

rumah adat minahasa
Bangunan ala villa di lokasi peternakan ayam petelur Haji Abubakar di Desa Moncongloe, Kecamatan Manuju, Kabupaten Gowa. (redo/solusinews)

SETELAH menuai hasil dari The Power of Kepepet, Haji Abubakar juga harus menerima dampak kesuksesannya bagi orang lain.

Dari keberhasilannya, bermunculan beberapa peternak ayam petelur di wilayah Kecamatan Manuju, Kabupaten Gowa.

Sisi lain yang sebelumnya tak ia bayangkan adalah, pengaruhnya juga berdampak pada  perjalanan karir dua anaknya.

Jelang pandemi tahun 2020, ia agak terkejut karena tak menyangka dua anaknya yang sudah berkarir sebagai PNS malah memilih mundur dan memutuskan ikut menjadi pengusaha ternak ayam petelur.

Bacaan Lainnya

Padahal, sebagai PNS di lingkup kementerian, Haji Abubakar menilai pekerjaan dua anaknya sudah lumayan bagus dan nyaman.

“Mungkin mereka juga heran dan bertanya-tanya kenapa ini bapakku sejak pensiun malah lebih berpenghasilan. Kalau ada keperluan anaknya, lebih besar bantuannya ,” sangka Abubakar.

Peternakan ayam petelur milik Haji Abubakar di Desa Moncongloe, Kecamatan Manuju, Kabupaten Gowa. (redo/solusinews)

Setelah tahu kalau sejumlah bantuan itu berasal dari hasil usaha beternak, dua anak Abubakar pun bergantian resign meninggalkan pekerjaannya sebagai PNS dan memilih mengikuti jejak ayahnya beternak ayam petelur.

Abubakar akhirnya membantu menyiapkan kandang ayam masing-masing untuk dikelola sendiri oleh dua anaknya.

Ia juga tetap membantu dan memotivasi kedua anaknya agar bisa menjalankan usaha tersebut.

Namun, saat mulai berjalan, pandemi pun datang. Kemudian ditambah kondisi anjloknya harga telur ayam di tingkat peternak anjlok sejak September 2021, ikut membuat usaha ternak anaknya merugi.

“Jadi rugi sama-sama mi termasuk saya juga alami. Jadi ada betulnya juga pepatah yang mengatakan Jangan Simpan Uang dalam Keranjang yang Sama,” kata Haji Abubakar diiring senyuman.

Ia menilai kondisi pandemi dan fenomena anjloknya harga telur ayam dalam dua bulan terakhir (September- Oktober 2021) tersebut bisa menjadi pelajaran bersama bagi dirinya termasuk pelaku usaha lainnya.

Ia berharap kondisi tersebut bisa segera berlalu dan usaha peternakan ayam petelur kembali berjalan normal. Apalagi, dalam dua bulan terakhir dampak kerugian peternak sangat besar ditambah masa pandemi yang masih berlangsung.

Peternakan Bisnis Seksi

Walau rasanya dihantam badai, Abubakar belum ada keinginan beralih ke usaha lain. Menurutnya, usaha peternakan itu sudah lama ia jalani dengan kesabaran dan ketekunan hingga memberikan penghasilan selama ini.

Selain itu, usaha peternakan dianggap bisnis seksi meskipun aktivitasnya harus berkecimpung di dunia kandang ayam dengan aroma tak sedap.

“Tapi coba lihat itu pengusaha-pengusaha ternak kalau ada acara (pesta, dll), pasti rata-rata datang pakai Fortuner, Pajero, atau Rubicon. Kalau yang PNS paling pake Avanza atau Xenia,” canda Haji Abubakar yang pensiun sebagai PNS di Dinas Pertambangan Pemprov Sulsel ini.

Modal Usaha dan Motivasi

Sejak menggeluti usaha peternakan ayam petelurnya, Haji Abubakar mengaku memulai dengan modal sendiri tanpa pinjaman dana dari instansi atau lembaga keuangan.

Lahan peternakan yang dimilikinya di perbukitan Desa Moncongloe, Kecamatan Manuju, Gowa, juga sudah dimiliki sebelum ia pensiun dari PNS.

“Saya itu sudah lama bercita-cita punya lahan perkebunan sendiri. Jadi sejak saya mahasiswa waktu KKL (KKN) di daerah, saya biasa tanya-tanya kepala desa untuk cari lahan murah,” ungkapnya.

Haji Abubakar juga membagi tips dan motivasi kesuksesannya menjalani usaha peternakan ayam petelur meskipun background pendidikannya insinyur teknik mesin.

“Saya itu (usaha) modal kemauan saja, semangat saja. Kalau ada usaha yang dilakukan, jalan dulu,” pesan Abubakar yang awalnya jadi pengusaha ternak ayam karena The Power of Kepepet.(*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *