Tim Pusjakstra KLHK Visitasi Budidaya Karang Hias di Pangkep, Thomas: Budidaya Koral Dukung Blue Carbon

VISITASI. Kepala Pusat Kebijakan Strategis KLHK Thomas Nifinluri saat berkunjung ke kantor CV Rezky Bahari di Makassar dan sebelumnya visitasi di lokasi penangkaran koral di Pulau Karanrang, Pangkep, Sabtu (5/11/2022). (dok gapekhi)

PANGKEP, SOLUSINEWS.ID – Pusat Kebijakan Strategis (Pusjakstra) Setjen Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melakukan visitasi ke lokasi budidaya karang hias di Pulau Karanrang, Pangkep, Sabtu (5/11/2022).

Tim kebijakan KLHK turun melakukan visitasi sebagai salah satu bagian Manajemen Authority dalam pengelolaan koral atau karang hias sesuai dengan aturan yang berlaku.

Kegiatan visitasi tersebut juga bagian dari pembatasan pengambilan indukan koral dari alam. Sesuai aturan hanya sampai pada tahun 2024. Selanjutnya pengambilan koral hanya diijinkan dari hasil budidaya.

Kepala Pusat Kebijakan Strategis (Pusjakstra) Sekretariat Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Thomas Nifinluri mengatakan kegiatan budidaya ini sangat bagus bagi kelestarian lingkungan.

Bacaan Lainnya

“Budidaya koral ini menjamin kelestarian dan mendukung blue carbon. Tentu kita mendukung sepenuhnya kegiatan budidaya koral yang dilakukan CV Rezky Bahari,” kata Thomas Nifinluri kepada solusinews.id, Senin (7/11/2022).

Blue Carbon mengacu pada karbon organik yang ditangkap dan disimpan oleh ekosistem laut dan pesisir dunia.

Sebagian besar karbon organik ini dihasilkan oleh alga, lamun, makroalga, bakau, rawa-rawa asin dan tanaman lain di lahan basah pesisir.

CV Rezky Bahari telah mengembangkan budidaya koral ini dalam kurun waktu 5 tahun terakhir dan menunjukkan kemajuan yang signifikan melalui hasil kajian dan penelitian multiyears.

Diketahui konsep pengembangan budidaya koral milik CV Rezky Bahari ini akan dilakukan secara terpadu dengan prinsip kelestarian dan kesejahteraan.

Program tersebut meliputi; budidaya koral perairan dangkal; penelitian dan pengembangan; penguatan database dan sistem informasi; re-stocking dan penanaman koral.

Kemudian program wisata bahari dengan obyek areal budidaya koral; promosi, diseminasi, penyuluhan dan literasi konservasi koral; serta peningkatan kapasitas kelompok masyarakat.

“Dengan pendekatan secara terpadu diharapkan kawasan konservasi laut dan perairan terjaga kelestariannya dan mendorong perekonomian lokal dan regional. Daya saing melalui inovasi terbangun secara berkelanjutan,” lanjut Thomas Nifinluri.

Sosok di belakang CV Rezky Bahari adalah Mauli Kasmi yang merupakan Ketua Gabungan Pengusaha Karang Hias Indonesia (Gapekhi) dan praktisi pembudidaya koral.

Mauli merupakan seorang dosen Jurusan Agribisnis Perikanan Politeknik Pertanian Negeri Pangkep (PPNP), pengajar di Agribisnis Perikanan Unhas, serta Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UMI Makassar.

CV Rezky Bahari yang dipimpin Mauli Kasmi adalah binaan Ditjen KSDAE yang mengembangkan budidaya koral di alam yakni Pulau Karanrang, Kabupaten Pangkep.

Lokasi budidaya koral tersebut berada di perairan Pulau Karanrang, sejauh 45 menit dengan menaiki speedboat dari Kota Makassar.

“Komitmen kami di CV Rezky Bahari adalah mengembankan budidaya karang hias dengan cara lestari. Bahkan kami juga siap dengan beberapa program re-stocking,” kata Mauli.

Program budidaya koral dalam media terkontrol yang dilakukan CV Rezky Bahari dengan menerapkan inovasi sinar ultra violet (UV). (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *