Kunjungan sejumlah pejabat Forkopimda bersama Bupati Maros di kawasan Leang Panning itu turut diisi dengan aksi jelajah alam menggunakan motor trail.
Turing motor trail ini dilakukan Kapolres Maros, AKBP Fatchur, Ketua DPRD Maros, A Patarai Amir, dan beberapa bikers motor trail lainnya.
Mereka menjajal rute Leang Panning, Lappa helalang, Pangisoreng, Mattampa Pole, dan Padalloang.
Potensi Sosial-Ekonomi dan Edukasi
Untuk menjaga dan melestarikan destinasi wisata pra sejarah ini, pemerintah desa dan pemkab setempat senantiasa melakukan kegiatan bersih-bersih dan pengawasan di area Leang Panning.
Selain itu, Kepala Desa Wanua Waru, Abd Hannan, tokoh masyarakat, Rudihartono, dan pemuda-pemuda kelompok sadar wisata (pokdarwis) setempat, ikut berperan penting dalam menjaga dan melestarikan kawasan Leang Panning selama ini.
Rudihartono, pemilik resting house atau villa Leang Panning di Desa Wanua Waru, mengharapkan dukungan masyarakat, pemerintah, dan elemen terkait untuk saling menjaga kelestarian Liang Panning sebagai situs budaya yang dilindungi UU.
“Situs budaya ini bisa menjadi aset yang berharga dan bermanfaat untuk sosial-ekonomi masyarakat maupun untuk keperluan edukasi,” ujarnya.
Selain itu, keberadaan situs prasejarah Gua Leang Panning dapat mendorong ekonomi kreatif warga desa setempat dalam menunjang pariwisata Maros serta ikut mengembangkan kawasan desa Baruga di Mallawa.
Desa Baruga ini merupakan istilah kawasan yang meliputi tiga desa yang memiliki keterkaitan budaya dan sejarah khas di Mallawa yaitu Desa Batu Putih, Wanua Waru, dan Gattareng Matinggi.
Tiga desa ini berada di wilayah perbatasan Maros dengan Kabupaten Bone. Gua Leang Panning sendiri terletak di wilayah Lappawarue, Dusun Langi, Desa Wanua Waru, Kecamatan Mallawa, Maros.(*)
