MAKASSAR, SOLUSINEWS.ID – Owner sekaligus barista kopi keliling (kopling) ala street coffee, Dg Taba, mengatakan konsep pemasaran usaha nya menerapkan prinsip jemput bola.
“Prinsip saya, bekerja itu harus jemput bola. Jangan menunggu bola atau menunggu pelanggan yang datang. Kita yang datangi pelanggannya,” ujarnya.
Itulah sebabnya, Dg Taba menyebut usahanya dengan kopi keliling alias kopling, bukan kopi baring. Heheh.
“Kita menyasar orang-orang atau tempat dimana ada keramaian. Kalau hanya menunggu, bisa saja orang atau konsumen tersebut tidak datang,” tambahnya.
Makanya, kopi keliling DG Taba yang menggunakan roda dua tidak hanya standby dan berlama-lama di satu atau dua tempat.
Ada tiga lokasi yang sering ditempati usaha street coffee Dg Taba di Kota Makassar yaitu di Taman Lapangan PLN Sulselrabar, Jl Hertasning,
Samping kampus UNM Pettarani, Jl Raya Pendidikan, dan depan Monumen Mandala, Jl Jend Sudirman, Kota Makassar.
Btw, apa sih perbedaan kopi ala barista dengan kopi ala warung kopi (warkop)?
Dg Taba menjelaskan bahwa ada dua hal mendasar yang membedakan kopi yang dibuat ala barista dengan kopi ala warkop yaitu rasa dan penggunaan bahan baku.
Pertama itu, pasti beda rasa karena pembuatnya juga beda. Kenikmatan segelas kopi ala barista dengan pembuat kopi ala warkop pun berbeda citarasanya.
Kedua, …