Jualan Apang Bugis selama 3 Tahun, Ibu Ini Sudah Bisa Raup Untung Sejuta Sehari

kue apang bugis
Kue Apang dikukus di dalam panci agar tetap panas.(medi afriani/solusinews.id)

MAKASSAR, SOLUSINEWS.ID – Apang adalah nama salah satu penganan khas di Sulsel yang kini masih terbilang marak dijual di wilayah Kota Makassar.

Di tepi jalan, warung atau kios kelontong, toko kue, hingga di warung kopi di Kota Daeng, julukan Makassar, kue Apang kerap jadi salah satu menu jualan.

Kue bertekstur empuk-empuk manis ini mirip dengan kue bolu kukus. Di tepi jalan sering didapati dijual dengan nama Apang Bugis.

Sebelum kue khas ini banyak bermunculan di wilayah Kota Makasssar beberapa tahun silam, kue ini banyak dijajakan di poros Kabupaten Sidrap.

Bacaan Lainnya

Jejeran kios atau los Apang Sidrap ini berada di jalan poros trans Sulsel di Lawawoi, Kecamatan Watang Pulu.

Jualan ini juga kadang dilengkapi tulisan Apang Pella atau Apang Panas, biar memancing rasa ngiler konsumen.

Apalagi kue ini memang paling enak disantap saat masih hangat dan dilengkapi segelas kopi hitam atau teh panas pada pagi atau sore hari.

Rasanya yang manis khas larutan gula merah serta dagingnya yang kenyal enak dikunyah, sehingga digemari semua kalangan usia.

penjual kue apang bugis
Penjual apang panas di Jl Sultan Alauddin Makassar melayani pembeli.(medi afriani/solusinews.id)

Tak heran, usaha berjualan apang panas khas ini hingga sekarang belum ada matinya karena memberi peluang profit atau keuntungan.

Selain itu, tak butuh modal besar untuk menjalankan usaha kue apang panas karena bahannya mudah didapatkan dan begitupun proses membuatnya.

Olehnya, banyak yang menjual penganan khas ini sebagai usaha rumahan maupun usaha jalanan karena dimana saja bisa diproduksi sekaligus dijual.

jual kue apang
usaha kue khas Sulsel apang panas di bilangan Jl Sultan Alauddin. (medi afriani/solusinews.id)

Salah satu penjual apang panas dengan brand Apang Panas Andini – Bugis Pinrang di Jl Sultan Alauddin, Rahmatia, mengaku usaha yang dijalaninya sudah bisa membantu memenuhi kebutuhan keluarga.

Rahmatia mulai merintis usaha apang bugis di lokasi itu sejak tiga tahun lalu atau tahun 2020, tahun dimana mulainya pandemi covid masuk Indonesia.

Untuk membuat apang untuk dijual setiap hari, diantara bahan yang ia butuhkan yaitu sekitar 11 kilogram tepung beras.

Jualan apang bugisnya pun terbilang laris karena bisa menghasilkan omzet hingga jutaan dalam sehari.

“Keuntungan itu sekitar Rp 1.000.000, itu sudah bersih. Hasilnya itu saya tabung buat hari tua dan untuk kebutuhan sehari-hari juga,” tuturnya, Kamis (17/2/2022).

Kue apang Bu Rahmatia ini pun hanya dijual dengan harga Rp 1.000 per biji.(*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *