Pasar Apartemen Lesu sepanjang 2022, Ini Saran dari Pengamat Ekonomi

ilustrasi; salah atu apartemen di ibukota Jakarta

SOLUSINEWS.ID – Pasar apartemen Indonesia dinilai lesu. Pasalnya, hingga kuartal III tahun 2022 tidak ada penjualan menonjol di segmen apartemen.

Menurut Senior Associate Director Colliers International Indonesia, Ferry Salanto, fenomena itu terjadi karena pengembang apartemen kurang percaya diri dengan kondisi makro Indonesia.

Salah satu penyebabnya karena efek inflasi yang mendongkrak harga material bangunan.

Selama tahun 2022, Ferry menyebutkan tidak ada katalis yang mampu mendorong penjualan.

Bacaan Lainnya

Hampir semua proyek apartemen mengalami kesulitan dalam menjual produknya.

“Bahkan ada yang tidak mencatatkan transaksi,” katanya dalam konferensi pers Kondisi Pasar Properti Jakarta-Bali Q3 2022 secara virtual, Rabu (5/10/2022), dikutip dari Detik.com.

Faktor lainnya adalah berakhirnya diskon Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada bulan September 2022.

Dampaknya, lanjut Ferry, masyarakat cenderung menahan uang mereka sedangkan di pasar sekunder pun banyak yang ingin menjual apartemennya karena butuh uang.

Sementara Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia, Syarifah Syaukat, mengatakan pasar apartemen pun terdampak sejak pandemi melanda.

Konsumen lebih memilih pasar rumah tapak dengan area hunian lebih luas, “Meskipun berjarak dari pusat kota,” katanya kepada detikcom.

Hasil market research dari Knight Frank Indonesia pada semester satu tahun 2022, pada sektor kondominium didapatkan rata-rata harga penjualan unit eksisting yang umumnya didominasi stok sekunder terkoreksi di kisaran -5,7%.

Lalu berdasarkan data Colliers, jumlah penjualan apartemen strata di 2022 year to date baru 782 unit atau masih 61% dari total penjualan di 2021.

Terkait data itu, Colliers memperkirakan penjualan tahun ini pun tidak akan melampaui penjualan tahun 2021.

Hunian atau Investasi

Olehnya, dari segi investasi, sektor apartemen tidak diproyeksi cerah jika digunakan hanya untuk menambah porotfolio investasi.

Itu karena penjualannya sulit mengalami peningkatan.

Untuk bisa mendongrak apartemen adalah menjadikan apartemen sebagai aset atau properti hunian (tempat tinggal), bukan sekadar investasi.

Untuk mendukung hal itu, maka konsumen atau user untuk bisa lebih mampu atau menjangkau hunian vertikal khususnya dari segi finansial.(*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *