Utang Luar Negeri Bengkak Rp 6.000 Triliun, BI Bilang Itu Masih Sehat

ilustrasi utang luar negeri

SOLUSINEWS.ID – Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir kuartal III 2021 mencapai US$ 423,1 miliar atau setara Rp 6.000 triliun (kurs Rp 14.189 per dolar AS).

Capaian itu ULN Indonesia itu membengkak 3,7 persen dari jumlah ULN sebelumnya atau tumbuh sebesar 2 persen dibandingkan kuartal sebelumnya.

Meski demikian, Bank Indonesia (BI) melalui Kepala Departemen Komunikasi sekaligus Direktur Eksekutif BI, Erwin Haryono, menilai ULN Indonesia itu masih sehat.

“Struktur ULN Indonesia tetap sehat, ditunjukkan oleh ULN Indonesia yang tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang dengan pangsa mencapai 88,2 persen dari total ULN,” kata Erwin dalam keterangan resmi dikutip dari cnnindonesia.com, Senin (15/11/2021).

Bacaan Lainnya

Alasannya, terlihat dari rasio ULN Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 37 persen atau turun dari kuartal sebelumnya yang sebesar 37,5 persen.

Tumbuhnya ULN Indonesia itu dikatakan Erwin karena disebabkan kenaikan ULN di sektor publik dan swasta.

ULN pemerintah tercatat sebesar US$205,5 miliar atau naik 4,1 persen secara tahunan pada kuartal III 2021.

Selain itu, kenaikan terjadi karena pembayaran neto pinjaman lebih tinggi yang jatuh tempo dibandingkan penarikan pinjaman itu sendiri.

Berdasarkan sektornya, ULN swasta terbesar berasal dari sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap atau air panas, dan udara dingin.

Selain itu dari sektor pertambangan dan penggalian, dan sektor industri pengolahan

Ia menambahkan, ULN bank sentral tercatat sebesar US$9,1 miliar pada kuartal III 2021. Angkanya naik US$6,3 miliar dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

ULN swasta naik 0,2 persen menjadi US$ 208,5 miliar secara tahunan pada kuartal III 2021.

Pertumbuhan ULN lembaga keuangan kontraksi 2,7 persen secara tahunan dikatakan lebih rendah dari kontraksi kuartal sebelumnya 6,9 persen secara tahunan.

Pertumbuhan ULN itu, dikatakan Erwin, juga terjadi di tengah penerbitan global bonds dan Sustainable Development Goals (SDG) Bond sebesar 500 juta euro.

*Artikel ini disadur dari laman www.cnnindonesia.com/ekonomi/20211115102126-532-721217/utang-luar-negeri-bengkak-jadi-rp6000-t-per-september-2021.

Negara Pemberi Utang ke Indonesia

Sementara disadur dari situs cnnindonesia.com pada 26 Juni 2021, ada 21 daftar negara yang memberi utang ke Indonesia per Tahun 2021.

Jumlah ULN Indonesia ini menggunakan mata uang dolar AS (US). Berikut daftar negara pemberi utang ke Indonesia dari jumlah terbesar ke terkecil :

  1. Singapura, US$68,015 juta
  2. Amerika Serikat, US$30,816 juta
  3. Jepang, US$28,154 juta
  4. China, US$21,448 juta
  5. Hong Kong, US$13,244 juta
  6. Negara Asia lain, US$10,396 juta
  7. Korea Selatan, US$6,480 juta
  8. Negara-negara sindikasi, US$5,846 juta
  9. Belanda, US$5,744 juta
  10. Jerman, US$5,565 juta
  11. Amerika lainnya, US$4,721 juta
  12. Perancis, US$4,111 juta
  13. Inggris, US$3,886 juta
  14. Eropa lainnya, US$3,048 juta
  15. Australia, US$2,338 juta
  16. Swiss, US$2,211 juta
  17. Afrika, US$775 juta
  18. Austria, US$497 juta
  19. Spanyol, US$279 juta
  20. Belgia, US$70 juta
  21. Oceania, US$32 juta

Selain dari 21 daftar negara pemberi ULN Indonesia itu, Pemerintah Indonesia juga mempunyai utang dari sejumlah lembaga keuangan dunia seperti ADB (Asian Development Bank) hingga IMF (Dana Moneter Internasional).(*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *