Bayar Tagihan PDAM Kini Bisa Dilakukan di Aplikasi Mobile Bank Sulselbar

ilustrasi aplikasi Bank Sulselbar mobile. Aplikasi ini sudah bisa dimanfaatkan untuk membayar tagihan PDAM di wilayah Sulsel

SOLUSINEWS.ID – Bank BPD Sulselbar terus melakukan inovasi dalam memaksimalkan pelayanan terhadap nasabah, khususnya melalui layanan perbankan secara online berbasis android.

Melalui aplikasi android berbagai kemudahan kini dapat dirasakan oleh nasabah, mulai dari transfer uang hingga pembayaran tagihan bulanan.

Salah satu fitur yang kini tersedia adalah pembayaran tagihan bulanan bagi pelanggan PDAM di wilayah kerja Bank Sulselbar.

Bacaan Lainnya

Nasabah bank pemerintah daerah Sulselbar ini kini dapat melakukan pembayaran PDAM tanpa mendatangi kantor PDAM atau tempat pembayaran lainnya.

Pasalnya di aplikasi mobile Bank Sulselbar, fitur pembayaran PDAM sudah tersedia.

Tagihan PDAM di Sulsel yang dapat dibayar melalui aplikasi mobile Bank Sulselbar ini yakni:

  • PDAM Makassar,
  • Gowa,
  • Barru,
  • Parepare,
  • Wajo,
  • Bone,
  • Bantaeng,
  • Palopo,
  • Majene, dan
  • Mamuju.

Sementara PDAM daerah lainnya ditargetkan dapat terealisasi tahun 2021.

Melalui berbagai inovasi yang telah dilakukan oleh Bank Sulselbar, PT Bank Sulselbar membukukan laba tahun berjalan setelah pajak bersih senilai Rp262,02 miliar pada Juni 2020 atau naik 2,46% dibandingkan periode sama tahun lalu (year on year/yoy).

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan pada Harian Bisnis Indonesia, Rabu (30/9/2020), perolehan laba ttersebut didorong oleh pendapatan bunga yang tumbuh 8,49% (yoy) menjadi Rp1,24 triliun dan pendapatan operasional selain bunga yang tumbuh 146,15% (yoy) menjadi Rp448,517 miliar.

Selain itu, beban bunga tercatat meningkat tipis sebesar 5,19% (yoy) menjadi Rp529,2 miliar dan beban operasional selain bunga naik 68% (yoy) menjadi Rp795,9 miliar.

Meskipun demikian, aset Bank Sulselbar pada paruh pertama 2020 tercatat tetap tumbuh 9,06% (yoy) menjadi Rp25,68 triliun. Bank Sulselbar berhasil mencatatkan pertumbuhan kredit 2,66% (yoy) menjadi Rp18,04 triliun.

Pertumbuhan kredit tersebut sejalan dengan naiknya pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) sebesar 177,92% menjadi Rp214,87 miliar.(*)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *