Penyebab Orang Miskin Indonesia Melonjak di Masa Pandemi Menurut Ekonom

SOLUSINEWS.ID – Ekonom Indef, Bhima Yudhistira Adhinegara, menilai kenaikan tingkat kemiskinan di Indonesia di masa pandemi bertambah 1,13 juta jiwa bukan semata karena dampak pandemi covid-19.

Dikutip dari situs cnn.com, Selasa (16/2/2021),menurutnya pandemi hanya pemicu alias trigger. Ia menyebutkan ada kesalahan kebijakan. Alasannya, pandemi justru membongkar ketimpangan.

Dicontohkan, ketimpangan sanitasi, layanan kesehatan antara penduduk paling kaya dan yang paling miskin atau rentan miskin yang sudah ada sebelum pandemi.

Bacaan Lainnya

Bhima kepada CNNIndonesia.com, Selasa (16/2/2021), menambahkan ketika pandemi terjadi, angka kemiskinan itu meningkat salah satunya karena terbatasnya fasilitas kesehatan, sanitasi, juga karena akses terhadap gizi misalnya.

“Jadi banyak faktor berpengaruh selain dari pandemi,” lanjutnya.

Selain itu, lanjutnya, tren perekonomian sudah melambat sekitar 4-5 tahun sebelum pandemi karena pemerintah mencabut subsidi listrik kepada rumah tangga dengan kapasitas 900 VA di 2017.

Sehingga konsumsi rumah tangga sudah tertekan. Hal itu masih dirasakan terhadap daya beli masyarakat.

Faktor lain karena tidak kuatnya struktur industri dan perdagangan Indonesia akibat bergantung pada komoditas mentah dan harga komoditas itu sendiri.

Hal ini membuat gejolak harga komoditas mempengaruhi laju pertumbuhan industri dan perdagangan.

Dijelaskan, masih banyak masyarakat yang menggantungkan hidup dari komoditas sehingga ketika pandemi terjadi, mendadak banyak yang jatuh miskin.

Hal senada diungkapkan ekonom CORE Indonesia, Yusuf Rendy Manilet. Ia pun menilai kenaikan tingkat kemiskinan Indonesia memang pemicu utamanya adalah pandemi.

Akibat pandemi, banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan baik itu karena di-PHK atau tempat usaha mereka  tutup.

Namun, ada pula unsur kesalahan kebijakan pemerintah mulai dari pemberlakuan PSBB hingga PPKM Mikro.

Alasannya, kebijakan pembatasan menekan aktivitas ekonomi sehingga membuat sumber pendapatan masyarakat hilang.

“Hal ini lah yang kemudian bermuara terhadap meningkatnya jumlah penduduk miskin,” jelasnya dalam situs cnn.com.

Kemudian bansos dari pemerintah dinilai kurang efektif karena nilai kebutuhan masyarakat lebih tinggi dari jumlah bansos yang disalurkan. Jumlah bansos itu tidak proporsional dengan bantuan yang disalurkan pemerintah.

“Belum lagi berbicara masalah ketepatan penerima data, sebelum pandemi, masalah ini telah ada dan dengan terjadinya pandemi membuat bantuan perlindungan sosial tidak bekerja secara optimal,” lanjutnya.

Bhima memperkirakan jumlah penduduk miskin akan bertambah sekitar 500 ribu sampai 1 juta orang pada tahun 2021.

“Bila ada kebijakan yang tepat, mungkin hanya naik sedikit sekitar 500 ribu orang. Namun, kalau kebijakannya masih sama saja, mungkin bisa naik sampai 1 juta orang,” sebutnya.(*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *